Jumat, 27 Agustus 2010

Perjalanan Kerja Praktik di Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede

Bendungan Jatigede merupakan bendungan yang berlokasi di Desa Cijeunjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Suatu desa yang amat indah. Dengan kondisi alam yang masih terbilang cukup asri. Bendungan ini membendung aliran Sungai Cimanuk. Sumber mata air aliran sungai ini berasal dari Gunung Papandayan di daerah Garut. Daerah aliran sungai ini memiliki perbedaan curah hujan yang signifikan antara bulan kering dan bulan basahnya. Signifikansi perbedaan curah hujan tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan pada bagian hilir bendungan, yaitu sering terjadi kebanjiran pada bulan basah namun seringpula terjadi kekeringan pada bulan kering. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah hilir sungai, maka dibangunlah Bendungan Jetigede ini. Selain itu pembangunan Bendungan Jatigede ini juga dibangun sebagai PLTA, sumber air baku dan sebagai daerah wisata.
Bendungan pada dasarnya memiliki beberapa bagian penting, antara lain inti bendungan, bangunan pelimpah dan terowongan pengelak serta saluran-saluran lain yang berfungsi sesuai peruntukan bendungan, seperti saluran irigasi pada contoh kasus Bendungan Jatigede.
Pada proses pembangunannya banyak aspek-aspek yang harus dipertimbangkan hingga pada akhirnya pembangunan dapat direalisasikan. Dimulai dari aspek teknis, sosial, kelembagaan hingga aspek pendanaan serta keberlangsungan dalam perawatannya. Suatu bangunan apapun akan sangat bermanfaat bila digunakan dengan perawatan yang sesuai sehingga dapat memperpanjang umur bangunan itu. Bila bangunan itu tidak dirawat ataupun tidak dioperasikan sebagaimana mestinya hanya akan menjadikan bangunan itu tidak bermanfaat.
Kerja praktik di Bendungan Jatigede sungguh menyenangkan. Banyak hal yang dapat dipelajari, dimulai dari aspek struktur, geologi teknik, manajemen konstruksi dan tidak lupa ialah keairan itu sendiri, semua disiplin ilmu terintegrasi menjadi satu sehingga menghasilkan diskusi-diskusi yang pada akhirnya saling menambah wawasan dan pengalaman bagi kita yang berdiskusi. Semakin banyak sudut pandang akan semakin mempertajam analisis serta menambah keakuratan dalam proses pendesainan suatu bangunan. Tidak hanya bidang ilmu teknik sipil, teknik-teknik yang lainpun dapat mengambil pelajaran dari pembangunan Bendungan Jatigede. Bahkan untuk disiplin ilmu sosialpun dapat mempelajarinya, seperti pola hidup masyarakat, hingga aspek kenegaraan yang ada di proyek ini. Hal tersebut dikarenakan pasti akan ada perubahan dalam pola hidup masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan Bendungan Jatigede ini, dapat menjadi bahan kajian apakah perubahan tersebut kearah yang lebih baik atau sebaliknya. Selain itu pada proyek ini merupakan proyek kerjasama bilateral atau dua negara, Indonesia dengan China dalam hal konstruksinya. Sungguh luas sekali bahan pelajaran yang dapat diambil dari satu buah proyek yang memang terbilang besar.
Perjalanan selama satu bulan yang memberikan sebuah pengalaman yang unik, karena dapat melihat dengan langsung suatu konstruksi dimana alam yang menjadi subjek studi. Dalam pembangunan bendungan ini, para pekerja khususnya pendesain harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Bukan lingkungan yang menyesuaikan dengan kemauan pendesain. Kondisi lingkungan akan sangat memberikan pengaruh meskipun yang berdampak setahun, sepuluh tahun, hingga seribu tahun sekali, semua harus diperhatikan dan diperhitungkan.
Namun, sepertiya ada pertanyaan dasar yang sering terfikirkan oleh saya pribadi, ketika bendungan ini sudah mengalami ‘kematian’ atau tidak dapat difungsikan kembali, akan diapakan lahan yang telah tertimbun sedimen-sedimen yang mengendap itu???
Aliran mata air tetap berjalan, apakah akan ada aliran baru, atau akan ada perubahan permukaan tanah secara signifikan dari zaman sebelum adanya pembangunan ke zaman setelah pembangunan???
Entahlah, mungkin hanya waktu yang dapat menjawab semua itu.
Jawaban yang sering saya temui dari pertanyaan itu hanyalah pencegahan dengan membangun dam pada bagian hulu serta pencegahan erosi dengan penanaman daerah sekitarnya. Yupz, suatu jawaban yang mudah tetapi tidak semudah pengerjaannya. Tetap harus ada yang menjaga, mengontrol hingga merawat bendungan ini.
Alam semesta, lingkungan mengajarkan banyak hal yang semakin dikaji akan semakin menumbuhkan rasa penasaran dalam diri. Teknik lingkungan mengajarkan cara-cara memperbaiki kondisi alam, membantu alam memurnikan dirinya. Karena alampun hidup. Alampun dapat menjadi teman terbaik ketika kesepian dan kesendirian mendatangi. Bersahabat dengan lingkungan.
Lingkungan telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, sedangkan apa yang telah dilakukan manusia untuk lingkungan sekitar??? Kebanyakan manusia yang mencemari lingkungan dengan sampah-sampah tidak terkelola dengan baik. Seperti apakah pengelolaan sampah yang baik di daerah pedesaan??? Limbah-limbah domestik yang mencemari tanah, serta permasalahan lingkungan yang mendasari perbaikan kehidupan masyarakat.
Seringkali karena menganggap tingkat self purificaton lingkungan masih tinggi maka masyarakat membuang sampah sembarangan. Pola itu dapat terbawa ketika desa ini telah maju bila dari sekarang tidak ada pencerdasan tentang pengelolaan lingkungan yang baik. Lingkunganpun bisa marah ketika tidak ada lagi yang menghargai kehidupan makhluk-makhluk hidup lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan merupakan makhluk hidup yang harus manusia jaga. Tumbuhan memerlukan air, angin, tanah dan matahari, hewanpun demikian. Kenali lingkungan dengan sebenar-benarnya.
Banyak hal yang menarik dalam perjalanan kerja praktik ini. Saat terindah adalah dapat melihat lingkungan tersenyum dengan memberikan pelangi dan hamparan bintang disertai terangnya bulan serta kehangatan penduduk sekitar.
Berjalan diantara pembangunan konstruksi ditemani debu-debu bertebrangan. Pendakian batu-batu ditemani aliran air yang membawa mineral. Desiran angin dan derasnya hujan tidak kalah menemani perjalanan selama berada di area pembangunan hingga sepatu ini terasa berat diangkat. Matahari terbit dan terbenam diiringi dengan kicauan burung bernyanyi memberikan semangat baru dalam menjalani proses pembelajaran ini.
Pembangunan masih akan terus berlangsung hingga tahun 2013. Akankah senyum lingkungan masih dapat terlihat nanti?? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.

(Sumedang,12 Agustus 2010, disaat tiba-tiba merasakan bosan dengan yang namanya LAPORAN.. hehehe... ya sudahlah...)

Disewakan Khusus Untuk Mahasiswa

 Berawal dari kebutuhan survei suatu lokasi, saya membeli beberapa alat, antara lain: 1. Alat pengukur curah hujan NETA 250 2. Thermometer, ...