Sabtu, 20 Juni 2015

Hidrologi : Pengelolaan Limpasan Hujan


Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penataan air. Siklus hidrologi adalah sistem global yang menyediakan dan menghilangkan air dari permukaan bumi (Mackenzie L. Davis dan A. Cornwell,1998). Variabel hidrologi mencakup seluruh komponen dari daur hidrologi. Komponen daur hidrologi antara lain :
1. Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun pada suatu luasan tertentu yang dinyatakan dalam mm. Curah hujan yang diperoleh pada stasiun hujan kemudian dianalisa dengan analisa frekuensi untuk melihat sebaran yang ada. Analisa frekuensi adalah analisa yang dilakukan untuk menentukan atau memperkirakan kejadian curah hujan berdasarkan masa ulang peristiwa yang dapat diharapkan menyamai atau lebih besar dari pada rata-rata curah hujan. Pada analisa frekuensi hasil yang diperoleh tergantung pada kualitas dan panjang data, semakin pendek perhitungan data curah hujan, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi.

2. Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Intensitas hujan menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan gambaran derasnya hujan perjam. Sifat umum hujan adalah makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas, lama hujan, dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF) (Suripin, 2004).
Pembuatan lengkung IDF dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari beberapa persamaan berikut:
a. Persamaan Talbot, biasanya digunakan untuk hujan antara 5 menit-2 jam.
b. Persamaan Sherman, biasanya digunakan untuk hujan kurang dari 2 jam.
c. Persamaan Ishiguro, biasanya digunakan untuk hujan lebih dari 2 jam.
d. Persamaan Mononobe, biasanya digunakan untuk durasi hujan yang beragam.

 
3. Debit Banjir
Banjir adalah suatu keadaan dimana saluran drainase mengalirkan air diatas kondisi batas normalnya. Debit banjir adalah besarnya kelebihan volume air dari batas normal yang melalui saluran drainase persatuan waktu.

4. Laju Infiltrasi
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai, atau secara vertikal, yang dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah (Bambang Triatmodjo, 2008):
a. Genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh
b. Kelembaban tanah
c. Pemampatan tanah oleh curah hujan
d. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
e. Pemampatan oleh orang dan hewan
f. Tumbuh-tumbuhan
g. Topografi

Data hidrologi dapat dimanfaatkan dalam penelitian terhadap potensi air permukaan atau air tanah dan pengembangannya serta digunakan sebagai studi untuk perencanaan proyek-proyek pemanfaatan, pengendalian, dan pelestarian air.

Pengelolaan Limpasan Hujan
Konsep Konvensional

Metode konvensional pengelolaan hujan pada prinsipnya adalah mengalirkan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya dengan cara membuat sudetan, normalisasi sungai, pembuatan talud, dan berbagai macam konstruksi sipil lainnya. Penyelesaian banjir dan permasalahan drainase dengan konsep penanganan banjir secara konvensional yang hanya mengutamakan faktor hidraulik, bertitik tolak pada penanganan dampak banjir secara lokal. Menurut Haryono (1999), drainase adalah suatu ilmu tentang pengeringan tanah. Drainase (drainage) berasal dari kata to drain artinya mengosongkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi kawasan atau lahan sehingga fungsi dari kawasan atau lahan tidak terganggu (Suripin, 2004). Drainase menyangkut pengaliran kelebihan air permukaan dan air tanah ke badan air atau ke bangunan peresapan.
Konsep Terintegrasi

Konsep terintegrasi atau Low Impact Development (LID) merupakan teknik pengelolaan air hujan lokal dalam skala mikro yang dibuat di suatu lokasi atau sekitar daerah tangkapan hujan. LID dikembangkan dari teknologi yang telah ada dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Beberapa teknologi yang dapat diaplikasikan untuk konsep LID ini, antara lain :
a. Bioretention (Rain Garden)
b. Saluran rumput (Swale)
c. Perkerasan yang lulus air (Porous Pavement)
d. Green roof
e. Kolam retensi

 

Disewakan Khusus Untuk Mahasiswa

 Berawal dari kebutuhan survei suatu lokasi, saya membeli beberapa alat, antara lain: 1. Alat pengukur curah hujan NETA 250 2. Thermometer, ...