Senin, 18 Januari 2016

Sepenggal Kenangan Masa Sekolah

SMAKBo merupakan singkatan dari Sekolah Menegah Analis Kimia Bogor. Pada saat saya bersekolah di sana, status sekolah ini berada dibawah Kementrian Perindustrian dan Perdagangan. Ketika kementrian ini dipecah jadi Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan, sekolah ini berada di bawah Kementrian Perindustrian. Hal ini sangat berpengaruh pada logo sekolah yang berubah. Terutama emblim yang menempel di saku baju sekolah. :D

Banyak hal yang berbeda dari sekolah ini. Kurikulum yang ada di sekolah ini juga berbeda (ga mau disamain haha :D). Kurikulum lebih mengedepankan skill atau kemampuan di laboratorium. Praktikum selalu ada di tiap tahun dan selalu meningkat tingkat kesulitannya untuk mencapai taraf kompeten.

Pada tahun pertama kami dihadapkan oleh Praktikum Gravimetri. Sebuah analisis yang berdasakan berat demi mencapai bobot tetap. Penetapan kadar Cu, Fe, Al, dan Ni merupakan penetapan dasar yang harus dikuasai. Selain itu, adapula Praktikum Meniup Kaca. Praktikum yang menyenangkan karena kita diberikan bekal cara membuat alat-alat gelas laboratorium sederhana, seperti pipet, pengaduk, tabung reaksi, hingga labu ukur. Hal yang menarik adalah bila kita memecahkan alat di lab lain, kita bisa memperbaikinya di lab meniup kaca (khusus untuk alat-alat sederhana).

Tahun kedua kami dihadapkan oleh Praktikum Volumetri. Sebuah analisis berdasarkan volume dengan menggunakan metode titrasi. Pada tahun ini kami semakin berwarna, bukan karena hidup yang berwarna tetapi indikator yang kami gunakan semakin beragam warnanya. Hingga jas lab pun mulai dipenuhi oleh bercak warna indikator :D haha. Di tahun kedua ini pula kami mendapatkan Praktikum Mikrobiologi. Bertemu dengan bakteri-bakteri, mewarnai bakteri, melihat dibawah mikroskop, hingga tugas akhir membuat yoghurt.

Tahun ketiga semakin berat lagi. Praktikum semakin kompleks. Praktikum kali ini adalah Praktik Kimia Terpadu. Penetapan dasar yang diwajibkan antara lain analisis karbohidrat, gula, dan asam lemak. Di tahun ini kami mulai menggunakan alat instrument analisis di Praktikum Analisis Instrumental. Alat yang digunakan antara pH meter berbagai merk, spektrofotometer, flamefotometer, hingga AAS. Menggunakan instrumen lebih sangat membutuhkan kehati-hatian dalam pengerjaannya. Sebenarnya lebih karena mahal dan sensitif-nya instrumen. Bahkan untuk sebuah pH meter twin B-212 yang rusak sensornya saja membuat kami satu angkatan harus patungan menggantinya. Selain itu adapula Praktikum Analisis Fisika, Praktikum Organoleptik, dan Praktikum Analisi Jenis. Setiap kali praktikum diwajibkan menyerahkan Laporan Khusus (Lapsus) praktikum sebelumnya, dan bagan kerja Laporan Harian (LapHar) praktikum yang akan dikerjakan. Beraneka macam lapsus ini membuat begadang hampir setiap hari dan hingga menginap di kosan teman. Belum lagi di tahun ketiga ini kami harus mengikuti Ujian Nasional. Angkatan pertama di sekolah ini yang mengikuti UN. Kami sempat mengajukan protes, karena UN di sekolah ini tidak menentukan kelulusan, kami masih harus menjalani satu tahun lagi bersekolah (kelas empat). Meskipun demikian kami tetap menjalani dengan hasil yang memuaskan. :D

Tahun keempat merupakan tahun terakhir kami. Kami sekolah hanya satu semester saja, satu semester lagi digunakan untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin). Pada semester awal kami diberikan sebuah proyek untuk mensitesis dan menganalisis sebuah produk. Produk diserahkan pada masing-masing kelompok. Di postingan lain saya akan coba ceritakan terkait kelas empat ini. :)


Pada dasarnya, saya sangat bersyukur bersekolah ini. Dari teman satu angkatan, sahabat, praktikum, PMR, gurunya, laboratoriumnya, semua benar-benar membuat rasa rindu akan suasana sekolah. Untungnya, pada tahun ini Lustrum akan segera digelar. Reuni akbar. Mari ramaikan Lustrum XIII. :)

Tulisan ini dibuat dalam rangka persiapan menjelang Lustrum XIII.

Minggu, 10 Januari 2016

Windrow Composting

Kompos sebagai hasil dari pengomposan dan merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki fungsi penting terutama dalam bidang pertanian antara lain (B. Zaman dan E. Sutrisno, 2007):
1. Memperbaiki struktur tanah
2. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air
3. Meningkatkan kondisi kehidupan dalam tanah
4. Mengandung nutrien bagi tanaman

Kompos berfungsi meningkatkan daya cengkram air tanah (Water Holding Capacity) selain kesuburan biologi, kimia dan fisik tanah. Semakin banyak kompos digunakan di Daerah Aliran Sungai maka air yang ditahan tanah akan semakin banyak. Tanah yang semakin subur menghasilkan tanaman yang semakin
sehat, berarti dapat menahan air lebih banyak lagi (Hakim, Wijaya, dan Sudirja, 2006).

Metode pengomposan terdiri dari berbagai macam cara. Salah satu metode yang akan dibahas pada saat ini adalah metode Open Windrow Composting. Metode open windrow composting telah diteliti oleh Leam Chabang, Thailand pada tahun 1997. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sistem ini akan mengurangi volume sampah organik menjadi sepertiga volume semula dan berat sampah berkurang sampai 50% dari berat semula. Suhu windrow mencapai optimal dalam satu hari setelah penumpukan dan mikroorganisme berhasil menyeragamkan bahan organik dalam selang waktu dua hari (S. M. Suratama, 2008).

Sistem windrow composting merupakan penumpukan yang dilaksanakan secara memanjang. Menurut Tchobanoglous et al (1993), windrow composting dengan proses high rate mempunyai tinggi tumpukan 6-7 ft dan lebar tumpukan 14-16 ft (S. M. Suratama, 2008).

Di Indonesia metode ini sudah diterapkan oleh beberapa Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang ada. Beberapa yang pernah saya kunjungi ketika kami melakukan studi lapang (ekskursi) di Pulau Bali.

 
 Open Windrow Composting skala besar di TPA Temesi, Bali

Open Windrow Composting skala harian di MRF Jimbaran Lestari, Bali




Disewakan Khusus Untuk Mahasiswa

 Berawal dari kebutuhan survei suatu lokasi, saya membeli beberapa alat, antara lain: 1. Alat pengukur curah hujan NETA 250 2. Thermometer, ...