Kamis, 28 Desember 2017

Resolusi

Pertama kali saya membuat sebuah resolusi adalah saat acara Achievement Motivation Training (AMT) yang diadakan oleh sekolah. Disana saya baru menyadari pentingnya sebuah resolusi atau tujuan untuk DITULIS.

Tuliskan resolusi yang ingin dicapai, resapi, dan simpan. Buka tulisan itu pada waktu-waktu tertentu dan biarkan alam bawah sadar yang menggerakkan kita menuju resolusi atau tujuan yang kita inginkan. Pastikan semua resolusi atau tujuan mengarah pada hal-hal yang positif. Insya Allah semua dapat terwujud.

Alhamdulillah, dari semua resolusi yang pernah saya catat, semua terwujud dengan baik dan menyenangkan kecuali satu hal. Satu hal yang selalu ada dalam setiap resolusi, dan bertahun-tahun belum terwujud, namun saya yakin suatu hari nanti hal ini akan dapat terwujud dan menjadi indah pada waktunya. Aamiin.

Kini saatnya kembali menuliskan resolusi untuk tahun-tahun selanjutnya. Dan memiliki MRF (Material Recovery Facilities) yang beroperasional menjadi satu resolusi yang ingin diwujudkan pada tahun 2020, selain itu,,,, saya belum menuliskannya.... Ada ide lain?

Rabu, 10 Mei 2017

Sebuah Perjalanan

Hari ini, rabu 10 mei 2017 adalah hari terakhir saya bekerja. Banyak cerita dan rasa yang saya alami selama bekerja di tempat ini. Biarkan itu semua jadi kenangan yang takkan terlupakan dalam hidup saya.

Senin, 17 oktober 2011, hari pertama saya berangkat sebagai karyawan di kantor itu. Tak ada pikiran apa-apa, hanya sekedar mengikuti arus setelah kuliah, ya kerja. Di sana saya mendapatkan banyak teman yang sudah seperti keluarga. Menyenangkan.
Hari-hari diisi dengan tawa canda, tak lupa kadang tangis ikut serta mengisi hari-hari itu. Untuk mencapai target, seringkali harus bekerja di hari sabtu dan atau minggu. Bahkan pernah harus menginap si kantor untuk memenuhi target yang telah disepakati.

Hari ini, semua kenangan itu muncul kembali.

Disaat kami, para karyawan merencanakan liburan bersama. Dari ke pulau seribu Pulau Untung Jawa, ke pemandian air panas sentul, ke Nusa kambangan Cilacap, rafting citatih sukabumi, hingga keliling kota Jogjakarta. Semuanya menyenangkan. Berlibur di sela-sela pekerjaan yang menumpuk, sehingga dinamakan 'escape from the project'.

Hari ini, serasa baru kemarin saya memulainya.

Pergi pagi, pulang petang (P4). Bertemu, berkenalan dengan orang-orang yang senasib nglaju tiap harinya. Bahkan supir dan kenek bis pun sudah hafal dengan jam-jam saya pergi dan pulang, serta kebiasaan saya yang selalu minta duduk (kalo ga duduk, ga naek bis, cari alternatif laen). Memang hanya sekedar hafal wajah, bukan nama. Saya sering dipanggil 'teteh yang dibawah pohon ceri', 'teteh yang pake jilbab', atau hanya sekedar 'mba' atau 'teteh'. Dengan mereka, saya tidak dipanggil 'bu', karena saya masih terlihat sepantaran dengan anak-anak mereka.
Seringkali ketika hari sudah terlalu malam dan bis terakhir telah terlewati, atau ketika jalanan Sukabumi terlalu macet, mereka menawarkan tumpangan berbayar (omprengan) sampai ciawi atau sampai kantor. Saya sangat bersyukur berkenalan dengan mereka. Mereka pun tau kalau saya tidak suka dengan perokok. Mereka selalu menjauhkan diri ketika hendak merokok atau menahan untuk tidak merokok ketika didekat saya dikala kondisi bis penuh.

Serasa baru beberapa hari saya mengenal mereka.

Tukang ojek yang selalu siap sedia ketika melihat saya turun dari bis. Berbincang tentang banyak hal dengan mereka. Sangat menginspirasi saya. Bahkan ada bapak ojek yang sering memberikan saya tebakan, jika saya benar maka beliau mengratiskan ongkos ojeknya. Hihihi. Saya selalu senang berbincang-bincang dengan mereka. Dan lagi-lagi, kami hanya hafal wajah, saya belum sempat menanyakan nama mereka.

Bahagia itu sederhana.

Bertemu dengan owner-owner yang sudah jauh memiliki jam terbang, dengan senior-senior engineer dari berbagai perusahaan, hingga dengan supplier yang tak kalah bersemangat menjelaskan produk yang mereka bawa. Iya, itu semua mengajarkan saya tentang menjadi seorang engineer sejati. Meskipun seringkali beberapa waktu saya merasa sangat minder berhadapan dengan mereka. Tapi saya hanya berfikir, 'kita sama-sama manusia' itu yang bisa membuat saya bertahan.

Curhat tentang beban kerjaan pada senior engineer dikantor. Saya ingat selalu ada tangisan untuk setiap proyek yang saya tangani, minimal satu kali. Hehehe. Tertekan oleh kondisi. Senior dan teman-teman satu divisi yang sangat membantu saya keluar dari tekanan itu. Kadang kesal, kadang marah, tapi ya sudah, memang harus dijalani. 

Semua kenangan itu muncul kembali. Mengingatkan saya bahwa sudah 5 tahun lebih saya berada disana. Waktu yang singkat untuk seorang engineer muda memahami permasalahan di lapangan. Tapi bagi saya cukup untuk menuntut ilmu kembali untuk menyelesaikan masalah di lapangan.

Saya hanya ingin belajar sementara waktu ini.
Karena banyak hal yang seringkali menjadi pertanyaan yang menggaung di kepala saya. 'kenapa begini', 'kenapa begitu'. Saya ingin mencari jawaban atas pertanyaan itu semua. Memanaskan otak kembali. Karena ke-monoton-an ini membuat otak saya serasa berhenti berfikir.

Hanya ingin mewarnai hidup dengan warna lainnya.

Pada intinya, seluruh kegiatan saya selama 5 tahun terakhir takkan pernah terlupakan. Saya sangat berharap silaturahmi ini akan tetap terjaga.
Dan satu hal yang saya usahakan. Memasukkan mereka yang pernah mewarnai hidup saya ke dalam daftar untaian do'a-do'a saya. Semoga kami semua selalu diberikan keberkahan hidup dan selalu berada di jalan yang benar.

Salam sayang, salam sahabat untuk semua orang yang berperan di perjalanan hidup saya, khususnya perjalanan saya di kantor ini.

Sukses untuk kita semua. :)
Semangat!!!

*Terharu banget dapet kue ini... T_T
Makasih banyak tuk Piti, atas segala-galanya. Wish you all the best. Semangat!

Senin, 10 April 2017

Memesona Itu Unik

Setiap wanita itu cantik, dengan segala apa adanya mereka. Iya. Dengan segala apa adanya mereka. Karena dengan apa adanya mereka, mereka akan berbeda dan memancarkan pesona yang ada dalam dirinya. Unik. Unik berarti khas untuk setiap individu. Tidak ada yang menyamai, bahkan pada pasangan kembarpun memiliki keunikan yang menjadi ciri khas tiap individunya.

Memesona itu unik. Pada setiap orang, khususnya wanita, ada pesona memancar yang berasal dari dalam dirinya. Pesona dari berbagai sisi kehidupan yang meliputi sisi kecerdasan, kemandirian, ketangguhan, hingga ketegasan dalam melewati berbagai macam kondisi. Wanita yang memesona pada sisi kecerdasan berbeda dengan wanita yang memesona pada sisi kemandirian, akan berbeda dengan wanita yang memesona pada sisi ketangguhan, dan akan berbeda pula dengan wanita yang memesona pada sisi ketegasan. Karena apa? karena memesona itu unik.

Pesona tidak terbatas pada satu sisi saja. Seseorang dapat memiliki pesona pada beberapa sisi sekaligus. Pesona itu terbentuk dari keseharian yang dilewati, ujian hidup yang dihadapi, serta dukungan lingkungan sekitar yang didapati.


#MemesonaItu tentang Kualitas Diri. Kualitas diri dilihat dari kepribadian dan keindahan. Kepribadian identik pada setiap diri seseorang. Seseorang yang memiliki prinsip akan menguatkan karakter pribadinya. Sedang keindahan tidak selalu mengenai tampilan fisik. Keindahan dapat disandingkan dengan kebersihan, kebugaran, dan kesesuaian. Menjaga kebersihan diri, melatih diri untuk tetap bugar, dan menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar akan menampilkan keindahan yang ada dari dalam diri seseorang. Kepribadian yang kuat dan keindahan yang terjaga akan membangkitkan pesona dalam diri.


#MemesonaItu tentang Kapasitas Diri. Kapasitas diri untuk menakar hal yang mampu dan tidak mampu dilakukan. Tingkatkan kapasitas diri dengan mengoptimalkan kemampuan diri. Pesona itu akan terlihat saat seseorang berjalan pada bidang yang mampu dilakukannya. Seperti pesona guru yang sedang mengajar, seperti pesona atlet yang sedang berlaga, hingga seperti pesona traveller yang sedang menjelajah. Setiap orang itu unik. Tak perlu melakukan sesuatu diluar kapasitas diri hanya untuk mendapat pengakuan semu. Cukup optimalkan kapasitas diri dan pesona itu akan memancar dari dalam diri.



  #MemesonaItu tentang Keberlanjutan Diri. Usia bisa membatasi hidup didunia ini, namun pesona yang melekat erat akan dapat hidup sepanjang waktu. Seperti pesona para pahlawan yang tetap hidup hingga hari ini. Keberlanjutan diri erat kaitannya dengan seberapa besar manfaat yang dapat dirasakan oleh lingkungan sekitar. Memesona diantara lingkungan yang memesona. Memesonakan lingkungan akan secara tidak langsung memesonakan diri.



Memesona itu unik tidak hanya pada individu, tetapi memesona itu juga unik terhadap dimensi waktu. Pesona gadis belia, wanita dewasa, ataupun nenek-nenek akan berbeda. Keseluruhannya memiliki pesonanya masing-masing. Pesona yang tak hilang dimakan zaman akan terpancar dari tutur kata, pemikiran, dan tatapan mata yang memesonakan lingkungan sekitar. Pandangan pertama merupakan bagian dari pancaran pesona bagi lingkungan sekitar yang belum pernah bertemu. Pancarkan pesona dengan kualitas diri yang sempurna, kapasitas diri yang optimal, dan diri yang bermanfaat bagi sekitar.

Pada akhirnya, bagiku memesona itu ialah dengan menjadi diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, serta sadar menempatkan diri dan terus berjuang menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar. Memesona akan abadi ketika dalam setiap perjalanan hidup ditemani dengan senyum keikhlasan. Senyum keikhlasan yang terpancar dari tatapan mata akan menambah pesona diri.

Tersenyumlah. Pancarkan Pesona Unikmu.



Tulisan ini diikutsertakan pada lomba pancarkan pesona #MemesonaItu.



Disewakan Khusus Untuk Mahasiswa

 Berawal dari kebutuhan survei suatu lokasi, saya membeli beberapa alat, antara lain: 1. Alat pengukur curah hujan NETA 250 2. Thermometer, ...