Senin, 31 Maret 2025

Energi (kehidupan)

 Apa yang kita ketahui tentang definisi energi? 

Secara terminologi, banyak definisi energi yang bisa kita ambil. Seperti yang saya ambil dari sumber online, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau energi adalah saya yang digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. 

Tapi yang saya percayai adalah hukum kekekalan energi, dimana energi tidak dapat diciptakan, tetapi hanya dapat diubah bentuknya. 

Setiap orang memiliki energi. Energi tersebut berasal dari 'apa yang dimakan', 'apa yang didengar', 'apa yang dilihat', dan 'apa yang dirasakan'. 

Apa yang dimakan menunjukkan secara fisik. Makanan dengan segala nilai kandungan gizinya secara nyata akan memberikan energi pada tubuh untuk melakukan sesuatu. Energi dari makanan menjadi salah satu sumber energi. 

Apa yang didengar menunjukkan secara psikologi. Terkadang kita mendengar sesuatu yang dapat membangkitkan kita melakukan suatu kegiatan. Ibarat kita mendengar suara dari supporter yang menambab energi kita dalam suatu kompetisi. Suara-suara positif yang memberikan energi positif. Tapi tidak jarang juga (namanya juga hidup) akan ada suara-siara negatif yang bisa memberikan energi, bisa tetap negatif atau berubah menjadi positif. Energi negatif yang disetujui akan menjadi kegiatan negatif. Namun ketika energi negatif tersebut kita tolak dan kita jadikan bentuk lain maka akan berubah menjadi energi positif. Ibarat seseorang yang melempar batu kepada kita. Ketika kita menyetujui tanpa perlawanan, maka kita akan terluka akibat baru tersebut. Tetapi bila kita melakukan sesuatu, seperti menangkap batu dan mengumpulkannya, maka batu itu akan bisa kita gunakan untuk hal yang lebih positif. Secara matematis, ketika negatif (-) dikalikan dengan positif (+) maka hasilnya akan negatif (-). Tapi ketika negatif (-) dikalikan dengan negatif (-) maka hasilnya akan berubah menjadi positif (+). Maka tolaklah segala energi negatif (-) sehingga kita tetap bisa melakukan kegiatan positif (+). 

Apa yang kita lihat juga memiliki konteks yang sama dengan apa yang kita dengar. Hanya perbedaan nyata ada di panca indra yang digunakan. Dalam ilmu cara belajar ada istilah, kamu dengar, kamu lupa; kamu lihat, kamu ingat; kami melakukan, kamu mengerti. Hal inilah yang membuat apa yang kita lihat akan memiliki durasi energi yang lebih panjang. Tapi pada prinsipnya dalam kehidupan, kita harus bisa untuk menolak energi negatif tersebut untuk tetap dapat melakukan kerja positif. 

Apa yang kita rasakan memiliki konteks yang lebih spiritual. Karena ini semua tentang rasa. Dan rasa tidak pernah salah. Namun penyikapan akan rasa yang timbul dari rasa sekitar itu yang seringkali disalah artikan. Yang harus dipastikan adalah rasa yang tidak boleh menjadikan kita tidak berfikir logis. Rasa harus sejalan dengan logika, meskipun seringkali orang yang sedang jatuh cinta itu tidak berfikir logis. Secara matematis, ketika rasa yang merupakan energi positif (+) sejalan dengan pikiran logis (+) maka akan tetap menjadi kegiatan positif (+). Namun kalau rasa yang positif (+) ini tidak sejalan dengan pikiran logis (-), maka yang terjadi adalah kegiatan negatif (-). Oleh karena itu, kendalikan perasaan agar tetap berkegiatan positif (+). 

Ada yang hal yang saat ini sering saya lakukan, yaitu berkomunikasi dengan alam diatas gunung. Mempelajari alam secara makro. Dari situ banyak sekali apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, dan apa yang kita rasakan bertukar dengan kegiatan menaiki gunung. Dari atas kita akan bisa mendengar suara yang tenang, melihat banyak hal, dan merasakan kekuatan alam yang bisa kita pinjam untuk melanjutkan kehidupan. Alam selalu memberikan yang terbaik di kehidupan ini. Bahkan dalam setiap bencana itu menjadi pembelajaran tersendiri tentang sebab-akibat. Pada intinya energi dari alam adalah sesuatu yang harus dimanfaatkan untuk kegiatan yang bersifat positif. Tolak segala kondisi negatif agar apapun energi yang datang tetap menghasilkan kegiatan positif. Karena Allah tidak tidur, dan ini tentang pembelajaran untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik lagi. Stay safe. 


Foto saat berada di Pos 3 Gunung Sumbing


Ditulis dini hari, ketika energi dalam kepala butuh disalurkan tanpa suara. 

Kamis, 13 Maret 2025

Hai

Sudah lama tidak menulis. 

Sudah banyak hal-hal yang terjadi selama jeda menulis ini.

Banyak pula yang sebenarnya ingin saya tulis, tapi belum sempat untuk bisa menyusun tulisan dengan baik dan benar secara formal. Banyak pula pikiran-pikiran atau ide-ide yang sejatinya ingin saya kembangkan. Tapi lagi-lagi tenaga saja cukup terkuras di kehidupan nyatanya. 

Hanya karena sayang bila ide dan pikiran ini tidak tersampaikan, mungkin saya akan tetap mencoba menulis, hanya mohon dimaklumi ya bila gaya penulisan saya akan berbeda dengan gaya penulisan pada artikel-artikel sebelumnya. 

Semoga dengan tulisan singkat ini bisa mengembalikan semangat yang sedang turun saat ini. Saat ini saya hanya ingin melepaskan semua titel yang melekat pada diri ini, hanya ingin jadi manusia biasa saja. 


Salam, 

Tulisan diatas bis, perjalanan menuju kampus atau kantor, saya belum menentukan. 

Senin, 27 Juni 2022

Disewakan Khusus Untuk Mahasiswa

 Berawal dari kebutuhan survei suatu lokasi, saya membeli beberapa alat, antara lain:

1. Alat pengukur curah hujan NETA 250

2. Thermometer, Hygrometer, Humidity UNI-T UT333

Saat ini kondisi alat masih berfungsi dengan baik dan terawat.

Mengingat ketika menjadi mahasiswa dulu seringkali kesulitan mendapatkan akses alat ukur untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya berencana menyewakan alat-alat pengukuran yang saya miliki khusus untuk kalangan mahasiswa. Syarat dan ketentuan berlaku.

Saya berharap alat ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, serta dapat setidaknya membantu mahasiswa-mahasiswa yang membutuhkan alat tersebut untuk menyelesaikan tugasnya.

Untuk lebih lanjut dapat menghubungi saya melalui email di srirhs@yahoo.com

Sekian, salam mahasiswa.




Minggu, 09 Agustus 2020

Salah Jurusan??

Banyak sekali orang melihat latar belakang pendidikan seseorang dari lingkup besar jurusannya. Ketika berubah dari lingkup besar jurusannya, akan langsung dicap sebagai 'salah jurusan'.

Itu yang saya sering alami ketika ditanya jurusan yang saya ambil saat ini. Terlihat tidak nyambung.

Saya memutuskan belajar sebagai analis kimia (SMAKBo) pada jenjang sekolah kejuruan, dilanjutkan teknik lingkungan (UI) pada jenjang strata 1, dan teknik mesin (UI) pada jenjang strata 2. Terlihat tidak nyambung ya?? Terlebih orang mengaitkan dengan prospek lapangan pekerjaan yang bisa saya ambil akan sangat terbatas. Tapi keseluruhan jenjang ini merupakan ilmu-ilmu yang saya sangat ingin ketahui. Ilmu yang bisa saya rajut menjadi sebuah tema bernama 'waste-to-energy'. Lebih dari sekedar proses kimia yang terjadi didalamnya, penanganan emisi yang dihasilkannya, namun juga keseluruhan instalasi yang dibutuhkan. Ketika kata 'waste-to-energy' ini disebutkan, sebagian orang yang bertanya mulai mengerti arti dari semua jurusan yang saya ambil.

Terkadang lelah dengan pertanyaan 'salah jurusan' hingga saya sempat memutuskan untuk tidak perlu menjelaskan kepada setiap orang yang bertanya, cukup jawab "Mungkin, salah ya?" sembari tersenyum. Namun dengan tulisan ini saya kira dapat memberikan jawaban pada orang-orang yang bertanya terkait latar belakang pendidikan yang saya ambil.

Pun terkait pekerjaan yang saya lakukan. Pada dasarnya saya memang mengambil keputusan untuk freelance per proyek, tidak lagi bekerja kantoran.

Saya masih menerima jasa konsultasi untuk bidang MEP (sesuai pekerjaan saya selama hampir 6 tahun sebelumnya), serta jasa pembuatan laporan maupun kajian-kajian yang sejalan dengan waste-to-energy. Bila ada yang berminat untuk meng-hire jasa konsultasi saya, dapat langsung menghubungi saya disini maupun melalui email ke srirhs49@gmail.com.

Untuk harga saya bisa bernegosiasi, khususnya untuk kajian tema waste-to-energy. Kenapa? Karena pada dasarnya, dari ilmu yang saya miliki, saya sangat ingin berbagi dan bersama mengaplikasikan waste-to-energy di Indonesia.

Menjadikan yang terbuang lebih bernilai tanpa melebihi daya dukung lingkungan.

Semoga deskripsi singkat ini membawa kemajuan untuk teknologi maupun menambah pengalaman saya mewujudkan teknologi pengolahan sampah menjadi energi yang ramah lingkungan.

Salam.

Sabtu, 24 Februari 2018

Tugas Komputasi Teknik 1


Soal 1 Perhitungan Luas Lingkaran

Hitunglah luas sebuah lingkaran dengan jari-jari R menggunakan metode:
  1. Analitis 
  2. Komputasi Software EES 
Jawab:

1. Analitis

Perhitungan luas lingkaran secara analitis menggunakan persamaan umum luas lingkaran πR^2. Pada soal ini diasumsikan nilai R=1, maka didapatkan luas lingkaran adalah sebesar:

Luas Lingkaran (Lʘ) = πR^2
                                   = π x 12
                                   = 3.14

2. Komputasi Software EES

a. Identifikasi Permasalahan dan Pembentukan Persamaan
Dalam perhitungan luas lingkaran metode komputasi, perlu dilakukan pendekatan dengan membentuk sebuah model persamaan. Pada kasus ini, model persamaan yang dibentuk ialah dalam bentuk segitiga, sehingga luas lingkaran akan diwakili oleh luas segitiga. Semakin banyak segitiga yang dibentuk, semakin kecil nilai kesalahan. Nilai kesalahan diwakili oleh luas tembereng yang terbentuk akibat luas lingkaran. Ilustrasi dapat dilihat pada gambar berikut:


Sehingga persamaan model komputasi yang digunakan adalah:

Luas Segitiga (L∆) = 1/2 R^2 sin θ

Luas Lingkaran (Lʘ) = jumlah segitiga yang dibentuk (n) x luas segitiga (L∆)

Jumlah segitiga yang dibentuk (n) =

Dari persamaan ini, akan didapatkan nilai θ minimum dan nilai n minimum dimana nilai luas lingkaran mendekati dengan nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya didapatkan dari persamaan umum luas lingkaran πR^2

b. Buka software EES (Engineering Equation Solver).

c. Ketikkan persamaan yang akan dihitung serta batasannya, pada soal ini diasumsikan batasan nilai R = 1, seperti pada tampilan berikut.


d. Cek bentuk persamaan dengan menekan tombol Formatted Equation pada taskbar, atau menekan ctrl+F, atau memilih Windows → Formatted Equation.


e. Cek jumlah persamaan dan jumlah variabel dengan menekan tanda ceklis pada taskbar, atau menekan ctrl+K atau memilih Calculate → Check/Format.


Pastikan tidak ada kesalahan (error) yang dideteksi oleh software.

f. Selesaikan persamaan dengan menekan tombol Solve pada taskbar, atau menekan F2 atau memilih Calculate → Solve.


Didapatkan hasil nilai luasan lingkaran. Nilai A segitiga merupakan nilai luasan segitiga yang dihitung dengan jumlah segitiga sebesar n, dan sudut sebesar θ.

g. Untuk menentukan titik kritis dimana nilai θ minimum dan nilai n minimum, perlu dilakukan diskritisasi dari persamaan tersebut. Pada proses diskritisasi, harus ada variabel yang bebas. Pada jawaban ini dilakukan diskritisasi pada variabel θ, sehingga persamaan θ harus dihilangkan. Diskritisasi dapat juga dilakukan pada variabel n. 
Diskritisasi dapat dilakukan dengan menggunakan Parametric Table. Tekan tombol New Parametric Table atau memilih Table → New Parametric Table. Tambahkan variabel theta, n, A segitiga dan A lingkaran pada variabel dalam tabel.


Didapatkan tampilan sebagai berikut:


h. Lakukan diskritisasi dengan beberapa variasi batasan. Variasi batasan dilakukan untuk mendapatkan nilai luas lingkaran yang semakin mendekati dengan nilai perhitungan analitis.







Hasil akhir menunjukkan bahwa nilai θ minimum dan nilai n minimum untuk mendapatkan hasil yang mendekati analitis adalah θ = 3.6 dan n = 100, sehingga didapat persamaan:
Luas Lingkaran (Lʘ) =

merupakan persamaan yang paling mendekati nilai luas lingkaran.


Pengecekan Hasil Perhitungan Luas Lingkaran:

Kesimpulan

Perhitungan luas lingkaran dapat menggunakan pendekatan model persamaan luas segitiga. Untuk mendapatkan hasil akhir yang mendekati analitis, dalam menentukan nilai asumsi jari-jari (R) diawal sebaiknya menggunakan nilai yang mendekati dengan persoalan yang akan diselesaikan.

Kamis, 28 Desember 2017

Resolusi

Pertama kali saya membuat sebuah resolusi adalah saat acara Achievement Motivation Training (AMT) yang diadakan oleh sekolah. Disana saya baru menyadari pentingnya sebuah resolusi atau tujuan untuk DITULIS.

Tuliskan resolusi yang ingin dicapai, resapi, dan simpan. Buka tulisan itu pada waktu-waktu tertentu dan biarkan alam bawah sadar yang menggerakkan kita menuju resolusi atau tujuan yang kita inginkan. Pastikan semua resolusi atau tujuan mengarah pada hal-hal yang positif. Insya Allah semua dapat terwujud.

Alhamdulillah, dari semua resolusi yang pernah saya catat, semua terwujud dengan baik dan menyenangkan kecuali satu hal. Satu hal yang selalu ada dalam setiap resolusi, dan bertahun-tahun belum terwujud, namun saya yakin suatu hari nanti hal ini akan dapat terwujud dan menjadi indah pada waktunya. Aamiin.

Kini saatnya kembali menuliskan resolusi untuk tahun-tahun selanjutnya. Dan memiliki MRF (Material Recovery Facilities) yang beroperasional menjadi satu resolusi yang ingin diwujudkan pada tahun 2020, selain itu,,,, saya belum menuliskannya.... Ada ide lain?

Rabu, 10 Mei 2017

Sebuah Perjalanan

Hari ini, rabu 10 mei 2017 adalah hari terakhir saya bekerja. Banyak cerita dan rasa yang saya alami selama bekerja di tempat ini. Biarkan itu semua jadi kenangan yang takkan terlupakan dalam hidup saya.

Senin, 17 oktober 2011, hari pertama saya berangkat sebagai karyawan di kantor itu. Tak ada pikiran apa-apa, hanya sekedar mengikuti arus setelah kuliah, ya kerja. Di sana saya mendapatkan banyak teman yang sudah seperti keluarga. Menyenangkan.
Hari-hari diisi dengan tawa canda, tak lupa kadang tangis ikut serta mengisi hari-hari itu. Untuk mencapai target, seringkali harus bekerja di hari sabtu dan atau minggu. Bahkan pernah harus menginap si kantor untuk memenuhi target yang telah disepakati.

Hari ini, semua kenangan itu muncul kembali.

Disaat kami, para karyawan merencanakan liburan bersama. Dari ke pulau seribu Pulau Untung Jawa, ke pemandian air panas sentul, ke Nusa kambangan Cilacap, rafting citatih sukabumi, hingga keliling kota Jogjakarta. Semuanya menyenangkan. Berlibur di sela-sela pekerjaan yang menumpuk, sehingga dinamakan 'escape from the project'.

Hari ini, serasa baru kemarin saya memulainya.

Pergi pagi, pulang petang (P4). Bertemu, berkenalan dengan orang-orang yang senasib nglaju tiap harinya. Bahkan supir dan kenek bis pun sudah hafal dengan jam-jam saya pergi dan pulang, serta kebiasaan saya yang selalu minta duduk (kalo ga duduk, ga naek bis, cari alternatif laen). Memang hanya sekedar hafal wajah, bukan nama. Saya sering dipanggil 'teteh yang dibawah pohon ceri', 'teteh yang pake jilbab', atau hanya sekedar 'mba' atau 'teteh'. Dengan mereka, saya tidak dipanggil 'bu', karena saya masih terlihat sepantaran dengan anak-anak mereka.
Seringkali ketika hari sudah terlalu malam dan bis terakhir telah terlewati, atau ketika jalanan Sukabumi terlalu macet, mereka menawarkan tumpangan berbayar (omprengan) sampai ciawi atau sampai kantor. Saya sangat bersyukur berkenalan dengan mereka. Mereka pun tau kalau saya tidak suka dengan perokok. Mereka selalu menjauhkan diri ketika hendak merokok atau menahan untuk tidak merokok ketika didekat saya dikala kondisi bis penuh.

Serasa baru beberapa hari saya mengenal mereka.

Tukang ojek yang selalu siap sedia ketika melihat saya turun dari bis. Berbincang tentang banyak hal dengan mereka. Sangat menginspirasi saya. Bahkan ada bapak ojek yang sering memberikan saya tebakan, jika saya benar maka beliau mengratiskan ongkos ojeknya. Hihihi. Saya selalu senang berbincang-bincang dengan mereka. Dan lagi-lagi, kami hanya hafal wajah, saya belum sempat menanyakan nama mereka.

Bahagia itu sederhana.

Bertemu dengan owner-owner yang sudah jauh memiliki jam terbang, dengan senior-senior engineer dari berbagai perusahaan, hingga dengan supplier yang tak kalah bersemangat menjelaskan produk yang mereka bawa. Iya, itu semua mengajarkan saya tentang menjadi seorang engineer sejati. Meskipun seringkali beberapa waktu saya merasa sangat minder berhadapan dengan mereka. Tapi saya hanya berfikir, 'kita sama-sama manusia' itu yang bisa membuat saya bertahan.

Curhat tentang beban kerjaan pada senior engineer dikantor. Saya ingat selalu ada tangisan untuk setiap proyek yang saya tangani, minimal satu kali. Hehehe. Tertekan oleh kondisi. Senior dan teman-teman satu divisi yang sangat membantu saya keluar dari tekanan itu. Kadang kesal, kadang marah, tapi ya sudah, memang harus dijalani. 

Semua kenangan itu muncul kembali. Mengingatkan saya bahwa sudah 5 tahun lebih saya berada disana. Waktu yang singkat untuk seorang engineer muda memahami permasalahan di lapangan. Tapi bagi saya cukup untuk menuntut ilmu kembali untuk menyelesaikan masalah di lapangan.

Saya hanya ingin belajar sementara waktu ini.
Karena banyak hal yang seringkali menjadi pertanyaan yang menggaung di kepala saya. 'kenapa begini', 'kenapa begitu'. Saya ingin mencari jawaban atas pertanyaan itu semua. Memanaskan otak kembali. Karena ke-monoton-an ini membuat otak saya serasa berhenti berfikir.

Hanya ingin mewarnai hidup dengan warna lainnya.

Pada intinya, seluruh kegiatan saya selama 5 tahun terakhir takkan pernah terlupakan. Saya sangat berharap silaturahmi ini akan tetap terjaga.
Dan satu hal yang saya usahakan. Memasukkan mereka yang pernah mewarnai hidup saya ke dalam daftar untaian do'a-do'a saya. Semoga kami semua selalu diberikan keberkahan hidup dan selalu berada di jalan yang benar.

Salam sayang, salam sahabat untuk semua orang yang berperan di perjalanan hidup saya, khususnya perjalanan saya di kantor ini.

Sukses untuk kita semua. :)
Semangat!!!

*Terharu banget dapet kue ini... T_T
Makasih banyak tuk Piti, atas segala-galanya. Wish you all the best. Semangat!

Energi (kehidupan)

 Apa yang kita ketahui tentang definisi energi?  Secara terminologi, banyak definisi energi yang bisa kita ambil. Seperti yang saya ambil da...