Apa yang kita ketahui tentang definisi energi?
Secara terminologi, banyak definisi energi yang bisa kita ambil. Seperti yang saya ambil dari sumber online, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau energi adalah saya yang digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan.
Tapi yang saya percayai adalah hukum kekekalan energi, dimana energi tidak dapat diciptakan, tetapi hanya dapat diubah bentuknya.
Setiap orang memiliki energi. Energi tersebut berasal dari 'apa yang dimakan', 'apa yang didengar', 'apa yang dilihat', dan 'apa yang dirasakan'.
Apa yang dimakan menunjukkan secara fisik. Makanan dengan segala nilai kandungan gizinya secara nyata akan memberikan energi pada tubuh untuk melakukan sesuatu. Energi dari makanan menjadi salah satu sumber energi.
Apa yang didengar menunjukkan secara psikologi. Terkadang kita mendengar sesuatu yang dapat membangkitkan kita melakukan suatu kegiatan. Ibarat kita mendengar suara dari supporter yang menambab energi kita dalam suatu kompetisi. Suara-suara positif yang memberikan energi positif. Tapi tidak jarang juga (namanya juga hidup) akan ada suara-siara negatif yang bisa memberikan energi, bisa tetap negatif atau berubah menjadi positif. Energi negatif yang disetujui akan menjadi kegiatan negatif. Namun ketika energi negatif tersebut kita tolak dan kita jadikan bentuk lain maka akan berubah menjadi energi positif. Ibarat seseorang yang melempar batu kepada kita. Ketika kita menyetujui tanpa perlawanan, maka kita akan terluka akibat baru tersebut. Tetapi bila kita melakukan sesuatu, seperti menangkap batu dan mengumpulkannya, maka batu itu akan bisa kita gunakan untuk hal yang lebih positif. Secara matematis, ketika negatif (-) dikalikan dengan positif (+) maka hasilnya akan negatif (-). Tapi ketika negatif (-) dikalikan dengan negatif (-) maka hasilnya akan berubah menjadi positif (+). Maka tolaklah segala energi negatif (-) sehingga kita tetap bisa melakukan kegiatan positif (+).
Apa yang kita lihat juga memiliki konteks yang sama dengan apa yang kita dengar. Hanya perbedaan nyata ada di panca indra yang digunakan. Dalam ilmu cara belajar ada istilah, kamu dengar, kamu lupa; kamu lihat, kamu ingat; kami melakukan, kamu mengerti. Hal inilah yang membuat apa yang kita lihat akan memiliki durasi energi yang lebih panjang. Tapi pada prinsipnya dalam kehidupan, kita harus bisa untuk menolak energi negatif tersebut untuk tetap dapat melakukan kerja positif.
Apa yang kita rasakan memiliki konteks yang lebih spiritual. Karena ini semua tentang rasa. Dan rasa tidak pernah salah. Namun penyikapan akan rasa yang timbul dari rasa sekitar itu yang seringkali disalah artikan. Yang harus dipastikan adalah rasa yang tidak boleh menjadikan kita tidak berfikir logis. Rasa harus sejalan dengan logika, meskipun seringkali orang yang sedang jatuh cinta itu tidak berfikir logis. Secara matematis, ketika rasa yang merupakan energi positif (+) sejalan dengan pikiran logis (+) maka akan tetap menjadi kegiatan positif (+). Namun kalau rasa yang positif (+) ini tidak sejalan dengan pikiran logis (-), maka yang terjadi adalah kegiatan negatif (-). Oleh karena itu, kendalikan perasaan agar tetap berkegiatan positif (+).
Ada yang hal yang saat ini sering saya lakukan, yaitu berkomunikasi dengan alam diatas gunung. Mempelajari alam secara makro. Dari situ banyak sekali apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, dan apa yang kita rasakan bertukar dengan kegiatan menaiki gunung. Dari atas kita akan bisa mendengar suara yang tenang, melihat banyak hal, dan merasakan kekuatan alam yang bisa kita pinjam untuk melanjutkan kehidupan. Alam selalu memberikan yang terbaik di kehidupan ini. Bahkan dalam setiap bencana itu menjadi pembelajaran tersendiri tentang sebab-akibat. Pada intinya energi dari alam adalah sesuatu yang harus dimanfaatkan untuk kegiatan yang bersifat positif. Tolak segala kondisi negatif agar apapun energi yang datang tetap menghasilkan kegiatan positif. Karena Allah tidak tidur, dan ini tentang pembelajaran untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik lagi. Stay safe.
Foto saat berada di Pos 3 Gunung Sumbing
Ditulis dini hari, ketika energi dalam kepala butuh disalurkan tanpa suara.