Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penataan air. Siklus hidrologi adalah sistem global yang menyediakan dan
menghilangkan air dari permukaan bumi (Mackenzie L. Davis dan A.
Cornwell,1998). Variabel hidrologi mencakup seluruh komponen dari daur hidrologi. Komponen
daur hidrologi antara lain :
1. Curah HujanCurah hujan adalah banyaknya hujan yang turun pada suatu luasan tertentu yang dinyatakan dalam mm. Curah hujan yang diperoleh pada stasiun hujan kemudian dianalisa dengan analisa frekuensi untuk melihat sebaran yang ada. Analisa frekuensi adalah analisa yang dilakukan untuk menentukan atau memperkirakan kejadian curah hujan berdasarkan masa ulang peristiwa yang dapat diharapkan menyamai atau lebih besar dari pada rata-rata curah hujan. Pada analisa frekuensi hasil yang diperoleh tergantung pada kualitas dan panjang data, semakin pendek perhitungan data curah hujan, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi.
2. Intensitas Hujan
Intensitas hujan
adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Intensitas hujan
menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan gambaran
derasnya hujan perjam. Sifat
umum hujan adalah makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi
pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas, lama hujan, dan frekuensi hujan
biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF) (Suripin,
2004).Pembuatan lengkung IDF dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari beberapa persamaan berikut:
a. Persamaan Talbot, biasanya digunakan untuk hujan antara 5 menit-2 jam.
b. Persamaan Sherman, biasanya digunakan untuk hujan kurang dari 2 jam.
c. Persamaan Ishiguro, biasanya digunakan untuk hujan lebih dari 2 jam.
d. Persamaan Mononobe, biasanya digunakan untuk durasi hujan yang beragam.
3. Debit Banjir
Banjir adalah suatu keadaan dimana saluran drainase mengalirkan air
diatas kondisi batas normalnya. Debit banjir adalah besarnya kelebihan volume
air dari batas normal yang melalui saluran drainase persatuan waktu.
4. Laju Infiltrasi
Infiltrasi adalah aliran air
ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral,
sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai, atau
secara vertikal, yang
dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Terdapat beberapa
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah (Bambang
Triatmodjo, 2008):
a. Genangan di
atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh
b. Kelembaban
tanah
c. Pemampatan
tanah oleh curah hujan
d. Penyumbatan
oleh bahan yang halus (bahan endapan)
e. Pemampatan oleh
orang dan hewan
f. Tumbuh-tumbuhan
g. Topografi
Data hidrologi dapat dimanfaatkan dalam
penelitian terhadap potensi air permukaan atau air tanah dan pengembangannya
serta digunakan sebagai studi untuk perencanaan proyek-proyek pemanfaatan,
pengendalian, dan pelestarian air.
Konsep Konvensional
Metode konvensional pengelolaan hujan pada prinsipnya adalah
mengalirkan air permukaan ke badan
air terdekat secepatnya dengan cara membuat
sudetan, normalisasi sungai, pembuatan talud, dan berbagai macam konstruksi
sipil lainnya. Penyelesaian banjir
dan permasalahan drainase dengan konsep penanganan banjir secara konvensional
yang hanya mengutamakan faktor hidraulik, bertitik tolak pada penanganan dampak
banjir secara lokal. Menurut Haryono (1999), drainase adalah suatu ilmu tentang
pengeringan tanah. Drainase (drainage)
berasal dari kata to drain artinya
mengosongkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air,
baik yang berasal dari hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi kawasan
atau lahan sehingga fungsi dari kawasan atau lahan tidak terganggu (Suripin,
2004). Drainase menyangkut pengaliran kelebihan air permukaan dan air
tanah ke badan air atau ke bangunan peresapan.
Konsep Terintegrasi
Konsep terintegrasi atau Low Impact Development (LID) merupakan
teknik pengelolaan air hujan lokal dalam skala mikro yang dibuat di suatu
lokasi atau sekitar daerah tangkapan hujan. LID dikembangkan dari teknologi
yang telah ada dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Beberapa teknologi yang dapat diaplikasikan untuk konsep LID ini,
antara lain :
a. Bioretention (Rain Garden )
b. Saluran rumput (Swale)
c. Perkerasan yang lulus air (Porous Pavement)
d. Green roof
e. Kolam retensi