Minggu, 09 Agustus 2020

Salah Jurusan??

Banyak sekali orang melihat latar belakang pendidikan seseorang dari lingkup besar jurusannya. Ketika berubah dari lingkup besar jurusannya, akan langsung dicap sebagai 'salah jurusan'.

Itu yang saya sering alami ketika ditanya jurusan yang saya ambil saat ini. Terlihat tidak nyambung.

Saya memutuskan belajar sebagai analis kimia (SMAKBo) pada jenjang sekolah kejuruan, dilanjutkan teknik lingkungan (UI) pada jenjang strata 1, dan teknik mesin (UI) pada jenjang strata 2. Terlihat tidak nyambung ya?? Terlebih orang mengaitkan dengan prospek lapangan pekerjaan yang bisa saya ambil akan sangat terbatas. Tapi keseluruhan jenjang ini merupakan ilmu-ilmu yang saya sangat ingin ketahui. Ilmu yang bisa saya rajut menjadi sebuah tema bernama 'waste-to-energy'. Lebih dari sekedar proses kimia yang terjadi didalamnya, penanganan emisi yang dihasilkannya, namun juga keseluruhan instalasi yang dibutuhkan. Ketika kata 'waste-to-energy' ini disebutkan, sebagian orang yang bertanya mulai mengerti arti dari semua jurusan yang saya ambil.

Terkadang lelah dengan pertanyaan 'salah jurusan' hingga saya sempat memutuskan untuk tidak perlu menjelaskan kepada setiap orang yang bertanya, cukup jawab "Mungkin, salah ya?" sembari tersenyum. Namun dengan tulisan ini saya kira dapat memberikan jawaban pada orang-orang yang bertanya terkait latar belakang pendidikan yang saya ambil.

Pun terkait pekerjaan yang saya lakukan. Pada dasarnya saya memang mengambil keputusan untuk freelance per proyek, tidak lagi bekerja kantoran.

Saya masih menerima jasa konsultasi untuk bidang MEP (sesuai pekerjaan saya selama hampir 6 tahun sebelumnya), serta jasa pembuatan laporan maupun kajian-kajian yang sejalan dengan waste-to-energy. Bila ada yang berminat untuk meng-hire jasa konsultasi saya, dapat langsung menghubungi saya disini maupun melalui email ke srirhs49@gmail.com.

Untuk harga saya bisa bernegosiasi, khususnya untuk kajian tema waste-to-energy. Kenapa? Karena pada dasarnya, dari ilmu yang saya miliki, saya sangat ingin berbagi dan bersama mengaplikasikan waste-to-energy di Indonesia.

Menjadikan yang terbuang lebih bernilai tanpa melebihi daya dukung lingkungan.

Semoga deskripsi singkat ini membawa kemajuan untuk teknologi maupun menambah pengalaman saya mewujudkan teknologi pengolahan sampah menjadi energi yang ramah lingkungan.

Salam.

Disewakan Khusus Untuk Mahasiswa

 Berawal dari kebutuhan survei suatu lokasi, saya membeli beberapa alat, antara lain: 1. Alat pengukur curah hujan NETA 250 2. Thermometer, ...